IDENTIFIKASI
HIJAUAN SEGAR DAN HIJAUAN KERING
NAMA :
LUTFIYATUL HIDAYAH
NIM :
C31120065
Identifikasi hijauan segar dan hijauan
kering:
1.
Rumput
gajah
rumput gajah merupakan tanaman hijauan utama
pakan ternak. Nilai pakan rumput gajah dipengaruhi oleh perbandingan (rasio)
jumlah daun terhadap batang dan umurnya. Kandungan nitrogen dari hasil panen
yang diadakan secara teratur berkisar antara 2-4% Protein Kasar (CP; Crude
Protein) selalu diatas 7% untuk varietas Taiwan,Pada daun muda nilai
ketercernaan (TDN) diperkirakan mencapai 70%, tetapi angka ini menurun cukup
drastis pada usia tua hingga 55% . Batang-batangnya kurang begitu disukai
ternak (karena keras) kecuali yang masih muda dan mengandung cukup banyak air.
Penanaman rumput gajah harus dilakukan di areal yang dekat dan sekitar kandang
sehingga dapat dengan mudah terjangkau oleh anak kandang/peternak selain itu
juga dapat dengan mudah (dan murah) dilakukan pemupukan (dari pupuk kandang).
Pada musim penghujan secara umum rumput gajah sudah dapat dipanen pada usia 40
– 45 hari. Sedangkan pada musim kemarau berkisar 50 – 55 hari. Lebih dari waktu
tersebut, kandungan nutrisi semakin turun dan batang semakin keras sehingga
bahan yang terbuang (tidak dimakan oleh ternak) semakin banyak. Sedangkan
mengenai panen pertama setelah tanam, dapat dilakukan setelah rumput berumur
minimal 60 hari. Apabila terlalu awal, tunas yang tumbuh kemudian tidak sebaik
yang di panen lebih dari usia 2 bulan.
penanaman rumput gajah dilakukan
dengan metoda perbanyakan vegetatif. Cara yang umum diterapkan adalah dengan
stek batang dan memecah anakan. Cara yang pertama memungkinkan perbanyakan
dengan lebih cepat, namun agak sedikit lebih lambat pertumbuhannya dibandingan
dengan cara anakan atau pols.
Penyajian rumput gajah sebagai pakan ternak
dapat juga disajikan dengan bentuk cacahan yaitu dengan menggunakan mesin
choper. Mesin perajang rumput(chopper, mesin pakan ternak) adalah alat yang
digunakan untuk merajang hijauan pakan ternak. pada rumput gajah yang sudah di
chopper bertujuan supaya ternak tidak memilih-milih bagian-bagian yang hanya
disukai ternak tersebut karena teksturnya yang sudah lembut dan tercampur rata
antara bagian batang muda dan daun, sehingga ternak tersebut dapat memakan
semua rumput gajah hasil chopper yang disajikan kepada ternak. cara penyajian
makanan ini lebih efisien karena ternak lebih mudah menghabiskan semua pakan
yang disajikan.
2
.
Daun
gamal
Gamal memiliki nilai pakan yang tinggi, dengan protein
kasar 20-30% dalam bahan kering, serat kasar 15%, dan dalam hitungan cerna in
vitro bahan kering adalah 60 – 65 % (Gohl 1981, Adejumo dan Ademosun 1985).
Kandungan gamal segar, kering matahari dan kering mutlak disajikan dalam tabel
1.
Tabel
1. Kandungan Gamal Segar, Kering Matahari dan Kering Mutlak
Daun Gamal
|
|||
Segar (%)
|
Kering Matahari (%)
|
Bahan Kering (%)
|
|
Air
|
74,56
|
7,98
|
-
|
Protein Kasar
|
6,16
|
23,11
|
25,11
|
Lemak
|
1,18
|
4,43
|
4,81
|
BETN
|
4,63
|
17,37
|
18,88
|
Ca
|
1,55
|
2,05
|
2,23
|
P
|
0.06
|
0,21
|
2,23
|
Serat Kasar
|
10,27
|
38,49
|
41,83
|
Abu
|
2,30
|
8,62
|
9,97
|
Tanaman
gamal dapat dipanen setiap 3 – 4 bulan sekali, dengan hasil antara 1 – 2 kg
hijauan basah per tanaman.Pengembang biakan
tanaman ini dapat dilakukan dengan biji maupun stek. penanaman yang tepat dengan kedua cara tersebut,
dapat memiliki daya tumbuh yang tinggi, yaitu 90 – 95 %. Penanaman dengan stek,
tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan biji, namun sistem perakaran lebih dalam
jika ditanam dengan biji dari pada dengan stek.
Pemotongan
hijauan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6-8 bulan, kemudian tanaman
dapat dipotong setiap 6-8 minggu sekali. Frekuensi pemotongan dapat lebih
pendek jika gamal ditanam di lahan yang subur atau lebih panjang pada musim
kemarau. Bagian yang disukai oleh ternak dari gamal adalah daun dan kulit
batangnya.
3.
Jerami
Yang dimaksud jerami adalah bagian batang tumbuhan yang setelah dipanen
bulir-bulir buahnya baik bersama tangkainya atau tidak dikurangi dengan akar
dan sisa batang yang disabit dan masih tegak dipermukaan tanah. Produksi jerami
padi bervariasi yaitu dapat mencapai l2- 15 ton per hektar satu kali panen,
atau 4-5 ton bahan kering tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman
yang digunakan. Jerami padi dihasilkan 1-2 kali di daerah kering,
dan sebagian petani masih membiarkannya tertumpuk pada lahan sawah sampai
datangnya musim tanam kembali.
Jerami padi melimpah selama musim hujan, namun langka pada musim
kemarau. Jumlahnya cukup besar dan belum sepenuhnya dimanfaatkan,
potensinya sebagai salah satu sumber makanan ternak memang memiliki nulai
nutrisi yang relatif rendah.
Daya Cerna Jerami Jika dibandingkan dengan rumput maka daya cerna jerami
padi lebih lambat. Yang dimaksud daya cerna adalah lamanya makanan berada
dalam saluran pencernaan sejak mulai masuk dari mulut sampai keluar melalui
anus. Untuk jerami padi waktu cerna dapat mencapai 5-12 hari, sedangkan
rumput hanya 2-3 hari saja. Semakin cepat waktu cernanya maka ternak
makin mudah lapar lagi dan akan mengkonsumsi makanan lebih banyak.
Sebaliknya makin lambat proses pencernaan maka hewan juga akan membutuhkan
waktu yang lama untuk lapar kembali sehingga menyebabkan jumlah pakan yang
dikonsumsi lebih sedikit. Ditambah lagi nilai nutrisi jerami yang relatif
rendah menyebabkan nutrisi yang masuk ke tubuh ternak jga sedikit dan ternak
menjadi kekurangan nutrisi.
Penghambat daya cerna pada jerami adalah kandungan lignin, silika dan
kutin yang relatif tinggi karena jerami adalah tanaman yang sudah tua dan telah
melewati fase generatif (sudah berbuah). Namun potensi jerami sebagai
sumber energi cukup baik. Pengolahan dan Pengawetan jerami merupakan
upaya untuk dapat meningkatkan daya cerna dan mempertahanakan kualitas selama
mungkin selama penyimpanan. Jerami bisa disimpan dan diawetkan dengan
cara pengeringan (haylage) dan silage. Kandungan zat-zat makanan pada jerami
padi bahan kering (BK): 47,95% , protein kasar: 4,04% , serat kasar: 31,62% ,
lemak: 0,53%.
4.
Lam toro
Lamtoro merupakan tanaman leguminosa pohon yang punya
potensi besar untuk dikembangkan sebagai penghasil hijauan makanan ternak
sepanjang tahun. Tanaman ini dapat menghasilkan 70 ton hijauan segar atau
sekitar 20 ton bahan kering/Ha/tahun. Komposisi kimia zat makanannya dalam
bahan kering terdiri atas 25,90 % protein kasar, 20,40 % serat kasar dan 11 %
abu (2,30 % Ca dan 0,23 % P), karotin 530.00 mg/kg dan tannin 10,15 mg/kg (NAS,
1984). Lamtoro dapat digunakan sebagai sumber nitrogen fermentable di dalam rumen
dan untuk mensuplai protein by-pass pada usus halus. Penggunaan lamtoro dalam
bentuk segar sebagai suplemen pada hijauan yang berkualitas rendah pada kambing
menunjukkan bahwa kira-kira 65% dari protein lamtoro didegradasi dalam rumen,
sementara diduga bahwa hanya 40% protein lamtoro yang didegradasi dalam rumen
jika lamtoro kering digunakan sebagai suplemen pada makanan domba sama dengan
ransum basal (Bamualim, 1985). By-pass protein penting bagi ternak ruminansia
karena besar persentase protein terdegradasi dalam rumen diserap sebagai amonia
dan jika konsentrasinnya dalam rumen tinggi bisa hilang melalui urine sebagai
urea. Pada kambing yang sedang berproduksi ini merupakan pemanfaatan protein
yang tidak efisien, sehingga meningkatkan jumlah protein yang melewati ke usus
(by-pass) akan lebih efisien (Mathis, 2003). Dalam hijauan sekitar 20-30% dari
protein dikandungnya adalah protein bypass, namun untuk ternak yang sedang
tumbuh atau menyusui kebutuhan protein bypass mencapai 32-40 dari total kebutuhan
protein (Klopfeinstein, 2006). Leguminosa pohon seperti kaliandra, gamal dan
lamtoro merupakan sumber pakan ternak yang mampu menyediakan protein by-pass,
karena mengandung tannin yang dapat memproteksi protein dari pencernaan mikroba
rumen (Kavana et al., 2005 ; Lascano et al., 2003) menyatakan tannin dari
kaliandra mampu meningkatkan jumlah
protein by-pass untuk ternak. Sementara itu hasil
penelitian Dahlanudin (2001) suplemen gamal dalam ransum kambing mampu
meningkatkan pertambahan bobot badan. Manfaat Lamtoro Daun, ranting muda, bunga, buah, bahkan
bijinya merupakan bahan baku pakan ternak yang bermutu tinggi. Tanda dan sifat
lamtoro berdaun dan berbiji banyak, berbiji polong, bunga bulat, tumbuh tinggi,
cepat dipanen dan menyuburkan tanah. Pemotongan/pemanenan pada tahun
pertama dilakukan setelah tanaman berumur 6 bulan. Panen berikutnya 2-3 bulan
sekali. Banyaknya daun lamtoro yang dihasilkan tergantung pada umur tanaman,
kesuburan tanah, dan iklim Panen biji diperoleh setelah tananman berumur satutahun.
Pemangkasan daun jangan sampai lebih rendah dari satu meter di atas permukaan
tanah. Daun dan bijinya lamtoro dapat diberikan pada ternak ruminansia seperti
sapi, kerbau, domba dan kambing baik secara segar maupun dikeringkan. Dapat
diberikan sebagai pakan tunggal atau dicampur dengan rumput-rumputan.
Penggunaan daun lamtoro untuk menggantikan hijauan sebaiknya tidak melebihi
dari 50 % kebutuhan hijauan pakan.