TUGAS DASAR-DASAR MANAGEMENT TERNAK
PROGRAM PEMELIHARAAN AYAM POTONG (BROILER)
Di Susun Oleh:
Lutfiyatul Hidayah
C31120065
Prodi : Produksi Ternak
Dosen Pembimbing:
Ir. Ahcmad Marzuki, MP
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
Program
Pemeliharaan Ayam Potong (Broiler)
1. Pemilihan Bibit
Bibit yang baik
mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat),
bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta
lubang kotoran(anus)bersih.
2. Kondisi Teknis yang Ideal
- Lokasi kandang. Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
- Pergantian udara dalam kandang. Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
- Kemudahan mendapatkan sarana produksi. Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.
- Suhu udara dalam kandang. Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :
Umur (hari)
|
Suhu ( 0C
)
|
01 - 07
|
34 - 32
|
08 - 14
|
29 - 27
|
15 - 21
|
26 - 25
|
21 - 28
|
24 - 23
|
29 - 35
|
23 - 21
|
3. Tata Laksana Pemeliharaan
3.1. peralatan untuk pemeliharaan
Keberhasilan pemeliharaan
sangat ditunjang oleh kelengkapan alat-alat yang diperlukan. Peralatan yag
mutlak diperlukan antara lain sebagai berikut.
a. Indukan atau brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan
sekitar 1-3 m dengan alat pemanas dibagian tengah. Alat ini disebut juga
“indukan buatan” karena fungsinya menyerupai induk ayam yakni menghangatkan
anak ayam ketika baru menetas.
Anak ayam yang baru menetas belum berbulu sehingga belum mampu menahan
diri dari cekaman dingin dan membuat panas dari dalam tubuhnya terus keluar. Bila ini dibiarkan,
anak ayam bisa mati kedinginan. Dalam kondisi seeperti inilah “ induk buatan”
dibutuhkan untuk menghangatkan anak ayam tersebut.
b. Tempat makanan
Tempat makan bagi broiler amat penting dari pada bagi ayam ras petelur
karena ayam broiler dikenal sebagai ayam pedaging yang sangat senang makan.
Oleh karena itu bentuk, jumlah, dan luas tempat pakan perlu diperhatikan. Pada
masa awal pertumbuhan, untuk tempat pakan yang berbentuk memanjang, dibutuhkan
luas tempat pakn berukuran sekitar 7,5 cm per ekor ayam. Sementara untuk tempat
pakan berbentuk bundar, luas yang dibutuhkan adalah 6cm per ekor ayam.
Warna tempat pakan perlu pula diperhatikan, terutama tempat pakan bentuk
bundar atau berbentuk baki untuk anak ayam (chick feeder tray) yang terbuat
dari plastik dan biasanya berwarna merah. Untuk minggu pertama ayam broiler
diberi pakan diatas bak datar (semacam baki).
c. Tempat minuman
Sebuah tempat minuman berbentuk bundar biasanya cukup untuk 75 ekor anak
ayam broiler. Bila tempat minumnya berbentuk memanjang (dsri belahan bambu)
ukuran 3,5 cm per ekor cukup memberikan kepuasan pada ayam didalam peternakan
ayam broiler modern, pada setiap kandang biasanya diletakkan meteran (pengukur)
air karena konsumsi air merupakan pertanda kesehatan ayam dalam kondisi baik.
Bila sistem pemberian air minum tidak bisa diketahui secara otomatis, jumlah
air yang diminum juga bisa diukur dengan cara mencatat banyaknya air minum yang
telah diberikan. Misalnya pada hari senin diberikan 4 ember air, hari selasa 3
ember air, dan seterusnya. Dari ukuran tersebut, kondisi anak ayam dapat
dideteksi atau diprediksikan.
d. Alat-alat rutin
Alat-alat rutin yang kerap digunakan untuk pemeliharaan ayam broiler
antara lain alat-alat kesehatan aym(suntikan, gunting operasi, atau pisau
potong operasi kecil), ember untuk mengangkat makanan, ember untuk mencuci
tempat minum, ember untuk membawa air minum anak ayam, sendok atau ciduk
ransum, serta alat-alat lain yang dibutuhkan pegawai.
3.2. sebelum anak ayam tiba
Sebelum
kedalam kandang, anal ayam harus sudah dibersihkan dengan air bersih yang telah
dicampur dengan pembbunuh kuman/desinfektan. Kandang kemudian dibiarkan selama
beberapa saat dan tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang. Semua peralatan,
termasuk indukan, tempat pakan, dan tempat minum juga harus disterilkan,
sementara alas litter disemprot dengan bahan pembunuk kuman/fumigan. Sewtelah
pembersihan dan sterilisasi hama selesai dilakukan, hal lain yang penting untuk
dilakukan adalah menyusun tata letak alat-alat yang digunakan, termasuk pembatas
yang terbuat dari seng atau kawat setinggi 45 cm.
3.3. pemeliharaan rutin
24 jam
sebelum anak ayam datang, penghangat pada indukan sudah dihidupkan (lampu pijar
atau api sudah harus dipasang), temperatur yang dibutuhkan antara lain sebagai
berikut:
-
Minggu pertama 95o F ( 35o C)
-
Minggu kedua 90o F (32,2o C)
-
Minggu ketiga tidak diperlukan indukan lagi
Pada pengukuran temperatur,
saat anak ayam tiba, hendaknya temperatur 95o F sudah harus
tercapai. Untuk keperluan tersebut sebaiknya digunakan termometer. Selanjutnya
tempat ransum sudah disusun disekitar indukan, tetapi jangan diisi dahulu,
sedangkan tempat minuman sudah diisi dan bila perlu dicampur dengan air
gula(konsentrasi 2%), serta ditambahkan vitamin dan mineral. Air gula
dibutuhkan untuk mempercepat suplai energi sehingga bisa mengurangi kelelahan
anak ayam akibat perjalanan jauh. Sementara vitamin dan mineral berguna untuk
mengurangi cekaman dan membantu memulihkan kesegaran anak ayam.
Penerangan pada malam hari
juga harus disediakan, terutam untuk kandang besar. Dinding kandang yang
terbuka(terutama di malam hari) bisa menyebabkan anak ayam kedinginan. Oleh
karena itu, pada malam hari perlu diberikan penerangan untuk memberi kesempatan
pada anak ayam mendapatkan makanan dan
minuman, setidaknya selama 1-3 hari pertama. Tujuanya adalah agar kesehatan dan
kekuatan anak ayam cepat pulih. Pada saat lampu mati, biasanya anak ayam
bertumpuk di satu sudut ( akibat terkejut) untuk mendapatkan kehangatan . hal
ini sebenarnya bisa menyebabkan anak ayam mati. Hal ini pula alasan mengapa
anak ayam perlu dijaga selama minggu pertama.
Setelah kondisi kandang sia,
boks yang berisi anak ayam segera dibuka dan anak ayam cepat cepat dipindahkan
ke tempat yang telah disiapkan. Setelah dimasukkan kedalam kandang, anak ayam
sebaiknya dilatih untuk mengenal tempat minumnya, yakni dengan cara
mengetuk-ngetuk tempat minum menyerupai panggilan induk ayam. Bila ada anak
ayam yang terlihat bingung, peternak perlu membantunya dengan cara mencelupkan
sedikit paruhnya kedalam air. Sementara bila ada anak ayam yang terlihat
kedinginan, anak ayam tersebut segera dimasukkan kedalam indukan. Setelah anak
ayam cukup minum, kira-kira dua jam sejak anak ayam dimasukkan kedalam
lingkaran indukan, ransum bisa diberikan di atas bak/baki yang dilapisi koran
atau diatas chick feeder tray. Seperti halnya pemberian minuman, anak ayam juga
perlu dilatih untuk mengenali tempat pakanya, yakni dengan cara mengetuk-ngetuk
baki. Dengan demikian anak ayam akan mendatangi tempat pakan. Memasuki hari ketiga,
tempat pakan berbentuk baki atau chick feeder tray sebaiknya diganti dengan
tempat pakan berbentuk bulat gantung atau memanjang.
Pekerjaan rutin yang
dilakukan pada minggu-minggu pertama antara lain:
-
Memperhatikan sebaran ayam, terutama di malam hari. Temperatur indukan
diperiksa 4-5 kali semalam. Bila memakai suber pemanas api, nyaa api harus
selalu diperhatikan untuk menghindari kebakaran
-
Memperhatikan jumlah ransum. Pada pemeliharaan sistem litter, sering kali
tempat pakan dan tempat minum kotor oleh litter. Selain itu tempat pakan yang
berbentuk baki juga mudah kotor oleh litter dan tinja anak ayam sehingga perlu
dibersihkan secara berkala.
-
Selama seminggu pertama, sedkit demi sedikit perlebar pembatas atau
brooder guard (terutama bila jumlah ternak per kandang cukup banyak). Menjelang
akhir minggu pertama, temperatur indukan atau pemanas pada indukan hanya
diberikan pada malam hari saja. Pada saat inilah, semua tempat pakan dan tempat
minum sudah diganti dengan tempat mium berbentuk bulat atau memanjang
3.4. Perkandangan
Tipe kandang ayam Broiler ada
dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai
kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan
alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang
lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah
dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.
3.5.
Pakan
·
Pakan merupakan 70%
biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi)
yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral,
sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi.
Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
·
Apabila menggunakan
pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan
ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap
pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal
23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan
berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya.
Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum
memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan
dan penggemukan ayam broiler. Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen
khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan
nutrisi lebih banyak dan lengkap.
·
Efisiensi pakan
dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya
adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.
3.6. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit
penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami.
Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari
dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari
dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.
3.7. Teknis Pemeliharaan
·
Minggu Pertama (hari
ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan
atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1
cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama
transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg
untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya
pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk
butiran-butiran kecil (crumbles).
·
Mulai hari ke-2
hingga ayam dipanen air minum sudah
berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1
cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama).
Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
·
Minggu Kedua (hari ke
8 -14). Pemeliharaan minggu kedua masih
memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas
sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr
per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
·
Minggu Ketiga (hari
ke 15-21). Pemanas sudah dapat
dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per
ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan
vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau
air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum
untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga
akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin
tersebut juga tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
·
Minggu Keempat (hari
ke 22-28). Pemanas sudah tidak
diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28
hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam.
Pertumbuhan yang normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan
adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam
juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap
penyakit.
·
Minggu Kelima (hari
ke 29-35). Pada minggu ini, yang
perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran
yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas
lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor
atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling
penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg.
Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
·
Minggu Keenam (hari
ke-36-42). Jika ingin
diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap
ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan
yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
3.8. Sanitasi/Cuci Hama Kandang
Sanitasi kandang harus dilakukan
setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan
air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu
pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna
selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit
penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi
untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh
perlakuansebelumnya.
3.9. Panen
1. Hasil Utama
Untuk usaha ternak ayam pedaging,
hasil utamanya adalah berupa daging ayam
2. Hasil Tambahan
Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa
tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.
3.10. Pascapanen
1. Stoving
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan,
biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)
2. Pemotongan
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar
darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2
menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah
busuk.
3. Pengulitan atau Pencabutan
Bulu
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke
dalam air panas (51,7- 54,4°C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik.
Bulu-bulu yang halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan
nyala api biru.
4. Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut
(hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut
sertakan pada daging siap dimasak dalam kemasan terpisah.
5. Pemotongan Karkas
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong
bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah
dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam
didinginkan dan dikemas.
1 komentar:
23 Juni 2013 pukul 18.39
terima kasih..postingannya semoga bermanfaat dan terus posting lagi materi -materinya....
Posting Komentar