UJI AKTIVTAS ENZIM BROMALIN DAN UJI ENZIM PAPAIN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
UJI AKTIVTAS ENZIM BROMALIN DAN UJI ENZIM PAPAIN




Disusun oleh

Lutfiyatul Hidayah
NIM   :C31120065
Golongan   :  A 
Dosen  :   Nurkholis, S. Pt. MP




JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013









BAB I
PENDAHULUAN


1.      Tujuan instruksional khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
·         Mengetahui cara kerja enzim bromelin
·         Mengetahui cara kerja papain

2.      Teori
Keempukan daging banyak ditemukan setidak-tidaknya oleh 3 komponen daging, yaitu struktur miofebrial dan setatus kontraksinya, kandungan jaringan ikat dan tingkat ikatan silangnya dan daya ikat air oleh protein serta jus daging.
Kolaen didegredasi pada temperatur yang lebih tinggi, karena protein alami tahan terhadap protelisis oleh papain dan protein tanaman lain yang sejenis. Papain, bromelin dari nanas menghasilkan perubahan keempukan awal dan residu serabut-serabut jaringan ikat, sedangkan proteolik tunggal dan bacterial hanya mempengaruhi keempukan awal terhadap protein-protein otot.
Penambahan larutan-larutan enzim pada potongan-potongan daging yang tipis sebelum pemasakan, misalnya melalui lubang-lubang tusukan garpu, akan memudahkan penetrasi larutan yang mengandung enzim proteolik tanaman juga dapat dipergunakan, namun enzim biasanya tidak cukup mampu memasuki daging, sehingga bagian dalam daging tidak terpengaruh. Keempukan daging kering beku dapat ditingkatkan dengan cara rehidrasi didalam larutan yang mengandung enzim-enzim proteolik.

3.      Organisasi
·         Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok praktikum dan masing-masing kelompok dipimpin seorang ketua kelompok
·         Semua kelompok kerja praktikum dibimbing seorang dosen pembimbing praktikum dibantu oleh teknisi laboratium







BAB II
METODOLOGI

1.      Alat dan bahan
·         Alat
-          Beaker glass
-          Pisau
-          Telenan
-          Sendok makan

·         Bahan
-          Daging sapi
-          Cacahan  nanas
-          Enzim papain

2.      Pelaksanaan praktikum
a.       Menyiapkan 4 buah beaker glass yang masing-masing diisi potongan daging
b.      Mengisi beaker glass pertama dan kedua dengan cacahan nanas selama
c.       Untuk beaker glass pertama memasukkan kedalam lemari pendingin, sedangkan beaker glass kedua disimpan dalam suhu kamar selama 2 jam
d.      Mengisi beaker glass ketiga dan keempat dengan cacahan nanas
e.       Memasukkan beaker glass ketiga kedalam lemari pendingin, sedangkan beaker glass keempat disimpan palam suhu kamar selama 1 jam
f.       Amati perubahan yang terjadi
g.      Menyiapkan 4 buah beaker glass yang masing-masing diisi dengan potongan daging
h.      Mengisi beaker glass pertama dan kedua dengan enzim papain
i.        Memasukkan beakker glass pertama kedalam lemari pendingin, sedangkan beaker glass kedua disimpan pada suhu kamar selama 2 jam
j.        Mengisi beaker glass ketiga dan keempat dengan papain
k.      Memasukkan beaker glass ketiga kedlam lemari pendingin, sedangkan beaker glass keempat disimpan dalam suhu kamar selama 1 jam
l.        Mengamati perubahan yang terjadi.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

Ø  Tabel hasil pengamatan enzim bromalin

Nama Beaker
Campuran Larutan
Hasil Pengamatan Daging
Sebelum direndam
Sesudah di rendam
2 (1 jam) Ruang
Cacahan nanas ± 2 sdm + potongan daging 0,5 ruas ibu jari
·         Warna : Merah tua (segar)
·         Tekstur: liat, seratnya padat
·         Aroma: Amis khas daging
·         Warna : Merah Pucat
·         Tekstur: Empuk (lunak), serat merenggang
·         Aroma : Amis khas daging (bercampur aroma nanas)
2 (1 jam)
Dingin
Cacahan nanas ± 2 sdm + potongan daging 0,5 ruas ibu jari
·         Warna : Merah tua (segar)
·         Tekstur: liat, seratnya padat
·         Aroma: Amis khas daging

·         Warna : Merah cerah (sedikit pucat)
·         Tekstur: Agak lunak (namun lebih liat dari beaker 1 jam  suhu ruang) , serat sedikit merenggang
·         Aroma : Amis khas daging (bercampur aroma nanas)
2 (2 jam )
Ruang
Cacahan nanas ± 2 sdm + potongan daging 0,5 ruas ibu jari
·         Warna : Merah tua (segar)
·         Tekstur: liat, seratnya padat
·         Aroma: Amis khas daging

·         Warna : Merah Sangat Pucat
·         Tekstur: Sangat Empuk (lunak), serat merenggang
·         Aroma : Amis khas daging (bercampur aroma nanas)
2 (2 jam)
Dingin
Cacahan nanas ± 2 sdm + potongan daging 0,5 ruas ibu jari
·         Warna : Merah tua (segar)
·         Tekstur: liat, seratnya padat
·         Aroma: Amis khas daging
·         Warna : Merah Segar
·         Tekstur: Empuk (lunak), serat merenggang
·         Aroma : Amis khas daging (bercampur aroma nanas)
Ø  Hasil Pengamatan Enzim Papain

No Beaker
Campuran Larutan
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
2 (1 jam) Ruang
Larutan enzim papain ± 0.5 gelas beaker + potongan daging 0,5 ruas ibu jari
·         Warna : Merah tua (segar)
·         Tekstur: liat, seratnya padat
·         Aroma: Amis khas daging
·         Warna : Merah Pucat
·         Tekstur: Empuk (lunak), serat merenggang
·         Aroma : Amis khas daging
2 (1 jam)
Dingin
Larutan enzim papain ± 0.5 gelas beaker + potongan daging 0,5 ruas ibu jari
·         Warna : Merah tua (segar)
·         Tekstur: liat, seratnya padat
·         Aroma: Amis khas daging
·         Warna : Merah cerah (sedang)
·         Tekstur: Masih agak liat, serat agak padat
·         Aroma : Amis khas daging
2 (2 jam )
Ruang
Larutan enzim papain ± 0.5 gelas beaker + potongan daging 0,5 ruas ibu jari
·         Warna : Merah tua (segar)
·         Tekstur: liat, seratnya padat
·         Aroma: Amis khas daging
·         Warna : Merah Sangat Pucat
·         Tekstur: Empuk (lunak), serat merenggang
·         Aroma : Amis khas daging
2 (2 jam)
Dingin
Larutan enzim papain ± 0.5 gelas beaker + potongan daging 0,5 ruas ibu jari
·         Warna : Merah tua (segar)
·         Tekstur: liat, seratnya padat
·         Aroma: Amis khas daging
·         Warna : Merah Pucat
·         Tekstur: Empuk (lunak), serat merenggang
·         Aroma : Amis khas daging







BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

1.      Uji enzim bromalin
Pada praktikum pengujian enzim bromalin dalam proses pengempukan daging ini, didapatkan hasil sebagai berikut :
Dalam praktikum ini disediakan 4 buah beaker glass, pada masing – masing beaker glass diisi dengan cacahan nanas ± 2 sdm + potongan daging 0,5 ruas ibu jari, pada masing – masing beaker glass sebelum dilakukan penyimpanan warna daging adalah merah tua (segar), tekstur: liat, seratnya padat, aroma: amis khas daging
Setelah dilakukan penyimpangan pada beaker glass pertama disimpan pada suhu ruang selama 1 jam warna menjadi merah pucat, tekstur: Empuk (lunak), serat merenggang, aroma : amis khas daging (bercampur aroma nanas),
 Sedangkan pada beaker glass kedua disimpan pada suhu dingin selama 1 jam warna menjadi merah cerah (sedikit pucat), tekstur agak lunak (namun lebih liat dari beaker 1 jam  suhu ruang) , serat sedikit merenggang aroma : amis khas daging (bercampur aroma nanas),
pada beaker glass tiga disimpan pada suhu ruang selama  2 jam warna menjadi merah sangat pucat, tekstur: empuk (lunak), serat merenggang, aromanya amis khas daging
sedangkan  pada beaker glass keempat disimpan pada suhu dingin selama 2 jam, warna menjadi merah segar,  tekstur empuk (lunak), serat merenggang, aroma nya amis khas daging (bercampur aroma nanas)
Dalam hasil analisa data diatas dapat dilihat bahwa daging yang diberi enzim bromelin dalam suhu kamar lebih bekerja optimal mengempukkan daging sapi dibandingkan dengan daging sapi yang diberi enzim bromelin pada suhu lemari es. Ini berlaku pada daging yang diberi enzim bromalin yang disimpan selama 1 jam dan 2 jam. Berdasarkan percobaan, terbukti bahwa suhu berpengaruh terhadap optimalnya kerja enzim, dengan kata lain enzim bromelin dapat bereaksi optimal pada suhu kamar. Waktu juga mempengaruhi kerja enzim karena baik daging pada suhu ruang maupun suhu dingin yang disimpan selama 2 jam mempunyai tekstur lebih empuk dari pada daging yang disimpan selama 1 jam.
Enzim bromelin, didapat dari buah nanas yaitu enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease atau peptide, sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Enzim bromelin mampu menguraikan serat-serat daging, sehingga daging menjadi lebih empuk. Proses pengempukan terjadi karena proteolisis pada berbagai fraksi protein daging oleh enzim. Enzim tersebut akan bekerja secara optimal tergantung dari konsentrasi dan suhu yang diberikan. Sama halnya dengan enzim papain yang akan bekerja optimal pada suhu tertentu (suhu kamar).

2.      Uji enzim papain
Pada pengujian enzim papain dalam proses pengempukan daging didapatkan hasil sebagai berikut :
Percobaan ini dilakukan dengan menyiapkan 4 buah beaker glass, pada masing – masing beaker glass diisi dengan Larutan enzim papain ± 0.5 gelas beaker + potongan daging 0,5 ruas ibu jari. pada masing – masing beaker glass sebelum dilakukan penyimpanan warna daging adalah merah tua (segar), tekstur: liat, seratnya padat, aroma: amis khas daging.
Setelah dilakukan penyimpanan pada beaker glass pertama disimpan pada suhu ruang selama 1 jam warna menjadi merah pucat, tekstur: empuk (lunak), serat merenggang, aroma : amis khas daging
Sedangkan pada beaker glass kedua disimpan pada suhu dingin selama 1 jam warna menjadi merah cerah (sedang), tekstur: masih agak liat, serat agak padat, aroma : amis khas daging
pada beaker glass tiga disimpan pada suhu ruang selama  2 jam warna menjadi merah sangat pucat, tekstur: empuk (lunak), serat merenggang, aroma : amis khas daging
sedangkan  pada beaker glass keempat disimpan pada suhu dingin selama 2 jam, warna menjadi merah pucat, tekstur: empuk (lunak), serat merenggang, aroma : amis khas daging.
Dalam getah pepaya terkandung enzim-enzim protease (pengurai protein) yaitu papain dan kimopapain. Kedua enzim ini mempunyai kemampuan menguraikan ikatan-ikatan dalam melekul protein sehingga protein terurai menjadi polipeptida dan dipeptida. Jika bekerja pada daging, protein daging dapat diuraikan sehingga daging menjadi empuk. Kedua enzim ini juga mempunyai daya tahan panas yang baik, bahkan proses pengempukan daging justru terjadi pada suhu pemasakan (pada waktu daging dimasak).
Disamping menguraikan protein, papain mempunyai kemampuan untuk membentuk protein baru atau senyawa yang menyerupai protein yang disebut plastein. Bahan pembentuk plastein berasal dari hasil peruraian protein daging. Pembentukkan plastein ini dapat lebih mengempukan daging.
Dalam hasil analisa data diketahui  bahwa daging yang diberi enzim papain dalam suhu kamar lebih bekerja optimal mengempukkan daging sapi dibandingkan dengan daging sapi yang ada pada suhu lemari es. Ini terjadi pada daging yang diberi enzim papain yang disimpan selama 1 jam dan 2 jam. Berdasarkan percobaan, terbukti bahwa suhu berpengaruh terhadap optimalnya kerja enzim, pada percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa enzim papain dapat bereaksi optimal pada suhu kamar. Waktu juga mempengaruhi kerja enzim karena baik daging pada suhu ruang maupun suhu dingin yang disimpan selama 2 jam mempunyai tekstur lebih empuk dari pada daging yang disimpan selama 1 jam. Hal ini sama dengan hasil percobaan yang dilakukan  pada enzim bromalin Namun, jika dibandingkan dalam kemampuan melunakkan daging, enzim bromelin bekerja lebih kuat daripada enzim papain.











BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Pada praktikum uji enzim bromalin dan enzim papain ini didapatkan hasil sebagai berikut :
·         enzim bromalin didapat dari buah nanas yaitu enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease atau peptide, sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging
·         dan didalam getah pepaya terkandung enzim-enzim protease (pengurai protein) yaitu papain dan kimopapain. Kedua enzim ini mempunyai kemampuan menguraikan ikatan-ikatan dalam melekul protein sehingga protein terurai menjadi polipeptida dan dipeptida. Jika bekerja pada daging, protein daging dapat diuraikan sehingga daging menjadi empuk
·         Berdasarkan percobaan, terbukti bahwa suhu berpengaruh terhadap optimalnya kerja enzim (pada enzim bromalin dan enzim papain).
·         Waktu juga mempengaruhi kerja enzim karena baik daging pada suhu ruang maupun suhu dingin yang disimpan selama 2 jam mempunyai tekstur lebih empuk dari pada daging yang disimpan selama 1 jam.
·         Jika dibandingkan dalam kemampuan melunakkan daging, enzim bromelin bekerja lebih kuat daripada enzim papain











1 komentar:

  KHOIRUL FCB

27 Juni 2013 pukul 20.56

infox sngat bermanfaat mbak