TUGAS
MATA KULIAH ILMU TILIK TERNAK
LAPORAN
KUNJUNGAN LAPANG
PASAR
HEWAN GLENMORE
Disusun oleh
Lutfiyatul
Hidayah C31120065
PROGRAM
STUDI PRODUKSI TERNAK
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Hewan
ternak merupakan salah satu penunjang kebutuhan pokok hidup manusia, karena hewan
merupakan sumber protein hewani yang sangat di perlukan bagi tubuh,namun banyak
masyarakat yang kurang menyadari aplikasi ilmu peternakan yang di
gunakannya,mereka hanya menginginkan hasil jadinya,maka dari itu,melalui
penilitian dan penyusunan laporan ini di harapkan pembaca dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Pasar
hewan merupakan tempat untuk bertransaksi jual beli hewan yaitu meliputi sapi,
kambing dan domba. Pasar hewan beroperasi hanya 1 kali tiap minggunya, selain
jual beli hewan ternak pasar hewan biasanya menyediakan peralatan dalam usaha
peternakan seperti aksesoris hewan, clurit, topi untuk peternak dll. Orang yang
melakukan penjualan di pasar ternak di sebut juru taksir atau blantik. Mereka
mempunyai pengalaman dalam memilih ternak yang baik, serta menentukan harga
seekor ternak. Sehingga keberadaan mereka sangat penting dalam dunia
peternakan, khususnya ternak ruminansia
( sapi, kambing dan domba ).
B.
RumusanMasalah
1. bagaimana kegiatan yang dilakukan juru
taksir atau blantik dalam menilai ternak dan menentukan di dalam pasar hewan ?
2. apakah cara yang harus di lakukan
untuk menentukan juara dalam kontes atau pameran ternak?
C. Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu :
1.
Memahami aspek-aspek yang digunakan
dalam menilai ternak (sapi, domba, dan atau kambing) dipasar hewan dan atau
kontes ternak.
2.
Memahami prosedur dalam menilai
ternak (sapi, domba, dan atu kambing) di
pasar hewan daan atau kontes ternak.
3.
Memahami dalam menentukan harga jual
ternak (sapi, domba, dan ataukambing) dipasar hewan atau kontes/ pameran
ternak.
4.
Memahami dalam penentuan juara dlam
kontes/pameran ternak (sapi, domba, daan
atau kambing) di kontes /pameran ternak.
5.
Menentukan perkiraan hasil karkas
berdasarkan pengamatan secara visual ternak (sapi, domba, dan atau kambing) di
pasar hewan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Aplikasi dari
penguasaan judging atau penilaian terhadap ternak sapi, domba, dan kambing di
lapang, digunakan sebagai dasar penentuan harga jual dipasar, dan juara pada suatu kontes atau pameran ternak.
Titik temu harga jual ternak antara peternak (produsen) dengan pembeli (jagal)
ditentukan oleh juru taksir (blantik) dipasar hewan. Blantik dipasar menentukan
harga ternak berdasarkan pengamatan secara visual dan berabaan pada bagian
tubuh ternak sehingga dapat memperkirakan hasil karkasnya. Perkiraan hasil
karkas ini dapat ditaksir hasil dagingnya. Penentuan harga jual dari blantik ke
jagal atau pemotong didasarkan atas perkiraan hasil karkas atau dagingnya
dikalikan dengan harga daging saat itu. Diantara juru taksir tingkat ketepatan
memperkirakan hasil karkas tidak selalu sama, tergantung dari pengalamannya.
Namun pada umumnya hasil taksiran berupa berat karkas dari berat hidupnya
mereka selalu diatas berat riil karkas dirumah potong hewan.
Pada suatu kegiatan
kontes atau pameran ternak pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan ternak yang
terbaik melalui tahapan penilaian. Ternak yang mendapatkan nilai tertinggi
berhak menyandang predikat terbaik sesuai dengan kelas, tipe, dan jenis ternak
dalam bentuk sertifikat. Dalam kegiatan penilaian dilakukan menggunakan standar
nilai yang baku dan dilakukan menggunakan standar nilai baku dan dilakukan oleh
suatu tim penilai. Semua ternak yang ikut serta dalam kontes dipamarkan secara
bersamaan pada suatu pameran.
Kegiatan dengan Juru Taksir Sapi
a.
Nama :
Sunoto(pemilik sapi)
b.
Umur :
(53 tahun)
c.
Pengalaman kerja : (Petani)
d.
Jumlah anak buah : (0)
e.
Kapasitas (ekor) : (2 ekor)
f.
Jenis ternak : (Sapi)
g.
Transaksi hari ini (ekor) : (2 ekor)
h.
Peralatan : -
i.
Bagian tubuh yang digunakan sebagai
standar penilaian :
- Pinggul
- Paha
- Kepal
- Punggung
Kegiatan dengan Juru Taksir Kambing
a. Nama : Jumari
b. Umur : (67 tahun)
c. Pengalaman
kerja : (Petani)
d. Jumlah
anak buah : 3 orang
e. Kapasitas
(ekor) : (9 ekor)
f. Jenis
ternak : (Kambing)
g. Transaksi
hari ini (ekor) : (9 ekor)
h. Peralatan :
-
i. Bagian
tubuh yang digunakan sebagai standar penilaian :
- Pinggul
- Paha
- Punggung
Hasil
Kegiatan Bersama dengan Juru Taksir atau
Blantik
Jenis
Ternak Sapi/
domba/
kambing
|
Bangsa
Ternak
|
Perkiraan
Berat Hidup (kg)
|
Perkiraan
Berat Karkas (kg)
|
Perkiraan
Berat Daging (kg)
|
Harga
Beli ke Peternak/penjual
|
Harga jual ke
jagal/pembeli
|
Sapi
|
1.Limousin
|
±310
kg
|
±266
kg
|
±200
kg
|
Rp
14.000.000
|
Rp
15.500.000
|
|
2.Simmental
|
±350
kg
|
±293
kg
|
±220
kg
|
Rp
14.500.000
|
Rp
15.500.000
|
Kambing
|
1.kacang
|
±
13 kg
|
±10
kg
|
±
8 kg
|
Rp
1.200.000
|
Rp
1.300.000
|
Menentukan
Nilai Sapi Potong Berdasaskan Skor Urat Daging Sapi Hidup dan Skor Kategori Kegemukan.
Bangsa Sapi (nomor)
|
Sampel
sapi
|
Skor Urat Daging(A-E)
|
Skor Kegemukan (1-5)
|
Kriteria Kegemukan
|
1.
|
Sapi peranakan limousin
“A”
|
B
|
|
|
|
4
|
Sangat gemuk
|
||
2.
|
Sapi
peranakan limousin“B”
|
B
|
|
|
|
3
|
Sedang
|
||
3.
|
Sapi peranakan limousin “C”
|
B
|
|
|
|
4
|
Gemuk
|
||
4.
|
Sapi
peranakan limousin“D”
|
C
|
|
|
|
3
|
Sedang
|
||
5.
|
Sapi
peranakan limousin “E”
|
B
|
|
|
|
5
|
Sangat Gemuk
|
v Prosedur
penlaian sapi potong
Berdasarkan
skor urat daging:
Ø Perdagingan
Sangat berat =A
Ø Perdagingan
Berat =B
Ø Perdagingan
Sedang =C
Ø Perdagingan
Cukup =D
Ø Perdagingan
Ringan =E
v Skor
Kegemukan : dalam penilaiannya katagori
kegemukan di bedakan sebagai berikut:
1. Nilai
1 : sangat kurus
2. Nilai
2 : kurus
3. Nilai
3 : sedang
4. Nilai
4 : gemuk
5. Nilai
5 : sangat gemuk
v Prosedur penetapan juara
Berdasarkan
lima macam sapi telah di nilai, di dapatkan hasil atau peringkat mulai dari
sapi terbaik sampai terendah yaitu sebagai berikut :
1.
PeranakanLimusin E ( juara )
2.
PeranakanLimusin A
3.
PeranakanLimusin C
4.
PeranakanLimusin B
5.
PeranakanLimusin D
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum lapang ini, kami
melakukan aplikasi dalam penguasaan judging atau penilaian terhadap ternak.
judging sendiri meliputi :
Ø Inspeksi
( penilaian / pemeriksaan secara langsung)
- Inspeksi samping : dalam dada, panjang badan, kepadatan tubuh, kekuatan punggung posisi kaki, sikap berdiri, jalan, bentuk badan, bentuk telinga.
- Inspeksi belakang : lebar badan posisi kaki belakang
- Inspeksi depan : lebar dada, lebar rusuk, kepadatan tubuh, posisi kaki depan, bentuk kepala, kepadatan dada, kepadatan brisket.
Ø Observasi
(mengadakan perabaan kulit)
Dari
hasil praktikum yang kami lakukan di pasar hewan dengan mewawancarai dua
penjual/blantik hewan yang mempunyai jenis ternak berbeda, yaitu Bapak Sunoto
yang membawa dua ekor sapi (limousin dan simmental) dan Bapak Jumari sebagai
blantik yang membawa 9 ekor kambing. Data menunjukkan bahwa menurut bapak sunoto dan bapak jumari judging
dapat digunakan untuk memperkirakan harga jual hewan. Ada perbedaan antara
penilaian ternak sapi potong berdasarkan teori yang di berikan pada mata kuliah
Ilmu Tilik Ternak di Politeknik Negeri Jember dengan blantik yang kami
wawancarai. Mereka hanya menggunakan metode penaksiran (mengira-ngira) para
blantik berpatokan kepada besar pinggul dan perabaan kulit. Menurut Bapak Sunoto yang merupakan blantik sapi potong memperkirakan sapi
limousin mempunyai bobot hidup 310 kg ,memiliki berat karkas sekitar 266 kg dan
berat daging sekitar 200 kg. Untuk sapi simmental di perkirakan mempunyai bobot
hidup 350 kg , memiliki berat karkas sekitar 290kg, dan berat daging sekitar
220 kg. Sedangkan menurut wawancara dari bapak Jumari,kambing kacang memilki
bobot hidup 13 kg,memiliki berat karkas sekitar 10 kg dan berat daging sekitar
8 kg.
sedangkan
menurut teori yang diberikan pada mata kuliah ITT, penilaian ternak sapi potong
meliputi beberapa aspek yaitu :
1. Tubuh
a. Sesuai dengan
bangsa dan tipe produksinya.
b. Menunjukkan
kemampuan poduksi.
2.Bagaian tubuh ternak potong
a.Kepala :
panjang, lebar, dan banyak daging
b.Mata : besar
dan bersinar
c.Leher : pendek, tebal dengan lipatan kulit
halus.
d.Punggung
:lurus dan lebar mulai dari gumba, punggung kepinggang harus mendatar.
e. Pinggang :
panjang dan lebar
f.Kaki :kuat, letak kedua kaki
belakang kokoh dan luas.
g.Dada :lebar,
tulang rusuk panjang dan luas.
h.Perut : besar
Dalam
menentukan berat badan dan menentukan berat karkas dan daging para juru taksir
menggunakan metode melihat bentuk tubuh seperti paha dan punggung. Hal tersebut
bertolak belakang dengan teori yang di ajarkan yaitu dalam menentukan berat
badan kita perlu mengukur panjang badan dan lebar dada, kemudian kita tentukan
dengaan memasukkannya kedalam rumus yang telah di pelajari misal rumus milik
Eze iCatri ( BB= (3,59 X LD)- 287,38).
Selain
melakukan wawancara, kami juga melakukan pengamatan terhadap 5 sapi potong yang
ada di pasar hewan tersebut.dari data hasil pengamatan, rata-rata kondisi sapi
termasuk gemuk jika dilihat dari kriteria sekor kegemukan. terdapat dua sapi
yang memiliki skor 3, dua yang memiliki skor 4 ,dan seekor sapi memiliki skor
5. Sedangkan menurut kriteria skor urat danging,dari kelima sampel hanya satu
sapi yang memiliki skor ”C”,keempat sapi lainnya memiliki skor “B”.kegemukan
kelima sampel terebut di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti pemberian
pakan, kondisi kandang serta perawatan dari pemiliknya.Kegemukan tersebut juga
mempengaruhi penentuan harga ternak saat melakukan transaksi penjualan.semakin
gemuk dan bagus postur tubuhnya,maka semakin tinggi pula harga ternak tersebut.
BAB
V
KESIMPULAN
Dari
hasil praktikum yang kami lakukan di pasar hewan dengan mewawancarai dua
penjual/blantik hewan yang mempunyai jenis ternak berbeda, yaitu Bapak Sunoto
yang membawa dua ekor sapi (limousin dan simmental) dan Bapak Jumari sebagai
blantik yang membawa 9 ekor kambing. Terdapat perbedaan pada penilaian ternak
sapi potong antara blantik tersebut dengan materi kuliah Ilmu Tilik Ternak yang
disampaikan diPoliteknik Negeri Jember. Bapak Jumari dan Bapak Sunoto hanya
menggunakan pendugaan dengan melihat dari bentuk pinggul, perabaan kulit dan
bentuk punggung. Ini sangat bertolak belakang dengan yang di ajarkan di
Politeknik Negeri Jember.
Dalam
menentukan berat badan dan menentukan berat karkas dan daging para juru taksir
juga menggunakan metode yang berbeda dari metode yang diberikan pada materi
kuliah yaitu dengan melihat bentuk tubuh seperti paha dan punggung. Dalam
prosedur penilaian ternak dapat disimpulkan bahwa ada beberapa aspek yaitu
didasarkan dalam penilaian urat daging dan penilaian kegemukan . Sehingga dalam
penilaian 5 ekor sapi dapat di tentukan juaranya yaitu Sapi Limusin E.
0 komentar:
Posting Komentar