PEMBENTUKAN ALKALI DAN OSAZON


LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
PENGAMATAN ASAM PADA KARBOHIDRAT


Disusun oleh
Lutfiyatul Hidayah                      C31120065
Golongan   :       A
Dosen         :       Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU . MP



JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Tujuan instruksional
·         Melakukan pengujian pengaruh alkali pada karbohidrat.
·         Melakukan pengujian monosakarida dengan identifikasi pembentukan osazon.
·         Mengamati dan menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam reaksi alkali dan pembentukan osazon terhadap karbohidrat.

2.      Landasan teori
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik (CH2O)n, dapat diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis, disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk oleh oligosakarida. Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan hewan maupun jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dihasilkan oleh fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat berbentuk glukosa dan glikogen. Fungsi karbohidrat yaitu untuk sumber energi, pemanis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, penawar racun dan masih banyak lagi manfaat lainya.
Pada umumnya karbohidrat merupakan zt padat berwarna putih yang sukar larrut dalam pellarut organk tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu:
a.       Monosakarida : adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulmnya, dan gugus aldehid atau keton yang dikandung berubah menjadi aldosa dan katosa. Monosakarida merupakan gula sederhana yang memiliki satu atom karbon asimetrik, contoh: glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa.
b.      Oligasakarida : adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul monosakarida yang digabunkan oleh ikatan kovalen. Biasanya dikenal dengan disakarida. Contoh: maltosa, laktosa, dan sukrosa.
c.       Polisakarida : adalah karbohidrat yangmengandung lebih dari sepuluh monosakarisa yang berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida, contoh glikogen dan amilum(pati) merupakan polimer glukosa. Berfungsi untuk penyimpanan karbohidrat.
Sedangkan sifat-sifat umum karbohidrat menurut Soeharsono (1978), adalah sebagai berikut   
·         Daya mereduksi Bilamana monosakarida seperti glukosa dan fruktosa ditambahkan ke dalam larutan luff maupun benedict maka akan timbul endapan warna merah bata. Sedangkan sakarosa tidak dapat menyebabkan perubahan warna. Perbedaan ini disebabkan pada monosakarida terdapat gugus karbonil yang reduktif, sedangkan pada sakarosa tidak. Gugus reduktif pada sakarosa terdapat pada atom C nomor 1 pada glukosa sedangkan pada fruktosa pada atom C nomor 2. Jika atom-atom tersebut saling mengikat maka daya reduksinya akan hilang, seperti apa yang terjadi pada sakarosa. Larutan yang dipergunakan untuk menguji daya mereduksi suatu disakarida adalah larutan benedict. Unsur atau ion yang penting yang terdapat pada larutan tersebut adalah Cu2+ yang berwarna biru. Gula reduksi akan mengubah atau mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ (Cu2O) yang mengendap dan berwarna merah bata. Zat pereduksi itu sendiri akan berubah menjadi asam.
·         Pengaruh asam
Monosakarida stabil terhadap asam mineral encer dan panas. Asam yang pekat akan menyebabkan dehidrasi menjadi furfural, yaitu suatu turunan aldehid.
·         Pengaruh alkali Larutan basa encer pada suhu kamar akan mengubah sakarida. Perubahan ini terjadi pada atom C anomerik dan atom C tetangganya tanpa mempengaruhi atom-atom C lainnya. Jika D-glukosa dituangi larutan basa encer maka sakarida itu akan berubah menjadi campuran: D-glukosa, D-manosa, D-fruktosa. Perubahan menjadi senyawaan tersebut melalui bentuk-bentuk enediolnya. Bilamana basa yang digunakan berkadar tinggi maka akan terjadi fragmentasi atau polimerisasi. Sehingga monosakarida akan mudah mengalami dekomposisi dan menghasilkan pencoklatan non-enzimatis bila dipanaskan dalam suasana basa. Tetapi pada disakarida dalam suasana sedikit basa akan lebih stabil terhadap reaksi hidrolisis. (Soeharsono,1978)






BAB II
MATERI DAN METODE
1.      Alat dan bahan
·         Pengaruh alkali pada uji benedict
v  Alat :                                                   bahan :
-          2 buah Tabung reaksi                    - glukosa 0,01M
-          Rak tabung reaksi                         - Na2CO3
-          Water bath                                                - larutan benedict
-          Pipet ukur
-          Gelas beker
-          Spatula
-          Stopwatch
-          Alat tulis

·         Pembentukan osazon
v  Alat :                                                   bahan :
-          6 Tabung reaksi                             - glukosa 0,01M
-          Pipet tetes                                     - fruktosa 0,01M
-          Rak tabung reaksi                         - arabinosa 0,01M
-          Water bath                                                - larutan asam asetat
-          Microskop                                        (CH3COOH)
-          Objeck glass                                  - larutan fenil hidrasin
-          Pembakar Spiritus
-          Penjepit tabung
-          Stopwatch
-          Gelas ukur
-          Pipet ukur




2.      Cara kerja
·         Pengaruh alkali dengan uji benedict
1.      Menyiapkan 2 buah tabung reaksi dan masing- masing beri tanda 1 pada tabung pertama dan tanda 2 pada tabung kedua, Mengisi 2 ml larutan Glukosa 0,01 M  pada tabung 1 dan Na2CO3 sedikit ± pucuk spatula.Selanjutnya di kocok agar terjadi homogenisasi
2.      Mengurangi separuh larutan dari tabung 1 dan di letakkan pada tabung 2 yang masih kosong.
3.      Tabung 2 dipanaskan selama 30 menit  dalam Bekker glass yang di letakkan dalam Waterbath .
4.      Mengangkat tabung 2 dari waterbath dan mendinginkannya selama beberapa menit.
5.      Menambahkan 2 ml larutan Benedict pada tabung 1 dan 2. Kemudian di panaskan lagi dalam waterbath selama 10 menit.
6.      Mengamati perubahan reaksi  yang terjadi pada tabung 1 dan 2 serta mengidentifikasi da membandingkan reaksi antara kedua tabung tersebut.

·         Pembentukan osazon
1.      Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan masing- masing diberi nomor(1, 2, 3, 4, 5, 6)Mengisi 5 ml larutan glukosa 0,01 M pada tabung 1, 5 ml larutan fruktosa 0,01 M pada tabung 2, dan 5 ml larutan arabinosa.
2.      Menambahkan 10 tetes larutan asam asetat CH3COOH dan 3 tetes larutan feni hidrasin pada ketiga tabung tersebut menggunakan pipet tetes.
3.      Meletakkan 3 tabung tersebut dalam bekker glass dan memanaskan dalam waterbath sampai larutan tersebut larut sempurna ± 10 menit.
4.      Mengankat ketiga tabung dan meletakkannya dalam rak tabung.
5.      Setelah beberapa menit, mengambil separuh larutan dari tabung 1 dan di letakkan pada tabung 4 yang masih kosong, separuh dari tabung 2 diletakkan pada tabung 5, begitu pula perlakuan yang sama dari tabung 3 di letakkan pada tabung 6.
6.      Membakar satu persatu dari tabung 4 yang berisi larutan glukosa menggunakan penjepit tabung dan di bakar diatas pembakar spiritus disertai dengan homogenisasi, hingga terbebtuk endapan yang mengkristal. Perlakuan yang sama di lakukan pada tabung 5 dan 6.
7.      Mengamati kristal yang terbentuk menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x
8.      Mengamati dan menggambar bentuk kristal dari masing-masing endapan yang terbentuk.
9.      Mencatat hasil perubahan reaksi yang terjadi selama praktikum berlangsung.

















BAB III
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
1.      Hasil analisa
·         Pengaruh alkali dengan uji benedict
Nomor tabung
Larutan pengisi
Warna awal
Hasil pengmatan
Setelah dipanaskan selama 30 menit
Setelah dipanaskan 30menit+ larutan benedict, dipanaskan 10menit
1
2ml glukosa 0,01M+ sedikit Na2CO3
Putih keruh
-pada menit kedua berwarna kuning
-menit keempat berwarna orange kecoklatan
-menit ke delapan berwarna orange kecoklatan pekat
-23 menit berwarna merah bata
-27 menit berwarna merah bata pekat
-warna awal merah bata pekat dan kehijauan
-4 menit berwarna merah bata dan coklat
-7 menit merah bata
-9 menit coklat pekat dan merah bata
2
2ml glukosa 0,01M+sedikit Na2CO3
Putih keruh ada endapan
-
-putih keruh dan biru adaendapan putih
-4 menit coklat pekat ada endapan putih
-7 menit coklat pekat merah ada endapan
-9 menit terdapat 3 lapisan yaitu coklat, merah coklat dan ada endapan putih

·         Uji pembentukan osazon
Nomor tabung
Larutan gula (5ml)
Larutan asam asetat
Larutan fenil hidrasil
Hasil pengamatan
Sebelum dibakar
Sesudah dibakar
1
Glukosa 0,01M
CH3COOH (10 tetes)
3 tetes
-warna mula-mula dalah putih
-warna larutan kuning muda setelah dipanaskan 10 menit
-terbebtuk endapan berwarna coklat tua (coklat kemerahan)
-gambar kristal:












2
Fruktosa 0,01M
CH3COOH (10tetes)
3 tetes
warna mula-mula dalah putih
-warna larutan kuning muda setelah dipanaskan 10 menit
-terbentuk endapan berwarna kuning telur (orange)
-gambar kristal:








3
Arabinosa 0,01M
CH3COOH (10 tetes)
3 tetes
warna mula-mula dalah putih
-warna larutan kuning muda setelah dipanaskan 10 menit
-terbentuk endapan berwarna coklat tua (coklat kemerahan)
-gambar kristal:











2.      Pembahasan
a.      Pengaruh alkali dengan uji benedict
Pada praktikum kali ini telah didapatkan hasil yang sudah tertera pada tabel, yaitu pada tabung nomor 1 setelah dipanaskan didalam water bath selama 30menit terjadi perubahan warna dari putih keruh menjadi merah bata pekat, setelah itu pada tabung nomer 1 dilakukan lagi pemanasan di atas api selama 10 menit terjadi kembali perubahan warna dari merah bata pekat menjadi coklat pekat dan merah bata. Sedangkan pada tabung nomer 2 tidak dilakukan perlakuan yang sama dengan tabung nomor 1, pada tabung 2 hanya dilakukan pemanasan di atas api tanpa dipanaskan dahulu di waterbath, pada tabung 2 juga terjadi perubahan warna yaitu dari putih keruh dan terdapat endapan menjadi merah kecoklatan dan ada endapan putih.
Menurut literatur, Pada uji benedict, teori yang mendasarinya adalah gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O(kupro oksida) berwarna merah bata. Uji ini dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif  ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau  kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.
b.      Pembentukan osazon
Menurutliteratur Pada uji Osazon, yang mendasarinya adalah pemanasan karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atau keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan membentuk hidrazon atao osazon. Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Pada reaksi antara glukosa dengan fenilhidrazin, mula-mula terbentuk D- glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk D-glukosazon. Glukosa, fruktosa dan manosa dengan fenilhidrazin menghasilkan osazon yang sama. Dari ketiga struktur monosakarida tersebut tampak bahwa posisi gugus -OH dan atom H pada atom karbon nomor 3, 4 dan 5 sama. Dengan demikian osazon yang terbentuk mempunyai struktur yang sama.
Pada praktikum ini kami mendapatkan hasil yang sudah ada pada tabel yaitu pada tabung nomor 1 ,2 dan 3 yang masing-masing berisi 5ml glukosa(tabung 1), 5ml fruktosa(tabung 2), 5ml arabinosa (tabung 3) dan pada setiap tabung di tambahkan  0,01M dan CH3COOH 10 tetes serta 3 tetes larutan fenil hidrasin, terjadi perubahan warna pada seluruh tabung setelah dipanaskan kedalam water bath selama 10menit(hingga larut) yaitu dari putih menjadi kuning muda, setelah itu pada seluruh tabung dilakukan perlakuan yang sama yaitu memanaskan semua tabung di atas api hingga larutan yang ada pada tabung menjadi mengkristal dan diikuti dengan perubahan warna, pada tabung 1 dan 3 terjadi perubahan warna yaitu dari kuning muda menjadi coklat tua(coklat kemerahan), pada tabung 2  terjadi perubahan warna dari kuning muda menjadi kuning telur (orange), dan setelah itu pada pengkristalan setiap tabung dilakukan uji dengan mikroskop untuk melihat bentuk yang terjadi pada pengkristalan disetiap tabung. Jika dilihat dengan mikroskop pada tabung 1 terlihat bentuk yang tidak beraturan dan seperti sarang dan berwarna coklat karamel, pada tabung 2 terlihat bentuk seperti serabut-serabut kecil yang membentuk kelompok dan berjumlah banyak yang berwarna hijau muda, tabung 3 terlihat bentuk titik-titik(lebih dominan) dan garis yang pendek-pendek berwarna coklat tua.


3.      Pertanyaan dan jawaban
·         Pertanyaan
1.      Gambarkan struktur molekul fruktosa, glukosa dan maltosa!
2.      Terangkan bagaimana pembentukan osazon pada monosakarida

·         Jawaban
1.      Struktur molekul fruktosa


Struktur molekul glukosa
1.JPG  

Struktur molekul maltosa


2.      Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Proses pembentukan kristal osazon berawal dari satu molekul gula monosakarida yang bergabung dengan satu molekul fenilhidrazin untuk membentuk hidrazon Pada reaksi monosakarida(dalam hal ini glukosa) bereaksi dengan fenilhidrazin, mula-mula terbentuk D- glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk D-glukosazon. Glukosa dan fruktosa dengan fenilhidrazin menghasilkan osazon yang sama. Dari ketiga struktur monosakarida tersebut tampak bahwa posisi gugus -OH dan atom H pada atom karbon nomor 3, 4 dan 5 sama. Dengan demikian osazon yang terbentuk mempunyai struktur yang sama.















BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan serta hasil pengamatan dan pembandingan dengan literatur dapat di simpulkan bahwa:
Percobaan uji benedict:  Uji ini dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif  ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau  kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada. banyak sedikitnya endapan merah bata yang terbentuk dipengaruhi oleh konsentrasi glukosa, semakin besar konsentrasinya, maka endapan yang terbentuk samakin benyak. Semakin besar konsentrasi glukosa yang digunakan semakin cepat perubahannya.
Pada uji Osazon, yang mendasarinya adalah pemanasan karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atau keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan membentuk hidrazon atao osazon. Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik










10 komentar:

  Fandi Tri Laksono

26 Juni 2013 pukul 10.38

judul laporannya kok di bawah mb'?

  Unknown

26 Juni 2013 pukul 19.29

terimah kasih dan bermanfaat

  Septian Prastyo

27 Juni 2013 pukul 02.10

terimah kasih dan bermanfaat

  Unknown

27 Juni 2013 pukul 16.42

Hoooowwwhhh,,,, very Nice ^_*

  Unknown

27 Juni 2013 pukul 16.57

Kunjungan balik ya,,, di tunggu LikeNya di teguhbaguspribadi-fkh12.web.unair.ac.id/ :D

  KHOIRUL FCB

27 Juni 2013 pukul 20.54

infonya sangat membantu

  Unknown

27 Juni 2013 pukul 20.59

trima ksih ats infox, mdah-mudahan bermanfaat..

  Unknown

28 Juni 2013 pukul 06.08

Infonya menarik, dan sangat bermanfaat...

  Unknown

29 Juni 2013 pukul 00.41

mari kita tumpaskan koruptor di indonesia...!!!
MERDEKA...!!!

  yidelabdelrahman

4 Maret 2022 pukul 12.49

Top 10 best casino sites to play real money casino slots no deposit
Best 원주 출장안마 casino sites to 익산 출장샵 play real money casino slots no 김포 출장샵 deposit bonuses · 1. Red Dog 김천 출장마사지 Casino 남원 출장마사지 – Best Overall Casino · 2. BetOnline – Best